"Wahai hamba-hamba Allah, tolonglah Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan menguatkan dan mengkokohkan kaki-kaki kalian.
 Wahai hamba-hamba Allah, bersabarlah kalian, karena kesabaran akan 
menyelamatkan kalian dari kekufuran, mendatangkan keridhaan Rabb, 
menolak kejelekkan, menahan para penombak, menutupi dari senjata 
bergigi. 
 Diamlah atau berdzikir kepada Allah dalam diri-diri kalian. Sampai aku perintahkan kalian, InsyaAllah" 
 (Abu 'Ubaidah bin Al Jarrah) 
 
 
Alhamdulillah, setelah sekian lama vakum, InsyaAllah ana bakal re-activate blog ini. Blog ini hanya sebagai catatan pribadi ana yang tidak ada unsur apapun insyaAllah.
Setelah sekian lama tidak meng-update, banyak perubahan yang telah terjadi...
First of all, I have opened my own online shop selling abayas and other Islamic clothing. Mainly on facebook and I've created my own simple blog for it. The intention to this is to help Indonesian Muslims to be able to dress modestly and of-course, according to the teaching of the syariah. Because, I have seen the majority of muslims in Indonesia have been 'westernised' in their akhlaaq, clothing and trends. Nau'udzubillaahi min dzaalik. Most of Indonesian muslims have wrong perceptions on how to dress modestly, according to the Al Qur'an and As-Sunnah. As for the women, they don't fulfill the 7 requirements of hijab which are:
1. Covering all of the body
2.The hijab must not be a display
3. The hijab must not be transparent
6. The hijab shouldn’t resemble the dress of a man
7. The hijab must not resemble the garments of the kuffar
8.The hijab should not be for fame
Some of them just fulfilled 2 or 3 requirements and leave the rest out. This is quite an issue since Indonesia has the largest muslim population in the world yet the women do not dress according to the Islamic teachings. And this is one example by what I mean "not dressing modestly":
So yeah, by selling abayas, niqabs, khimars and other islamic garments from The Middle East, a lot of muslimah will gradually realise what the 'true' hijab is and this is what women in the arab countries (where Islam starts and grows) usually wear outside. Alhamdulillah, a lot of my customers now have becoming a fan of black abayas and black long khimars. I feel very happy about it ^^. 
Oh yeah, this is my online shop:
http://abayamalikah.blogspot.com/
http://www.facebook.com/abayamalikah
Screenshots:
Secondly, I gave birth to my first child/son which I named him "Muhammad". Now I am officially "Ummu Muhammad".. Btw, Muhammad is 14 months now.. hee hee .. ^^
That's it for now.. <3 font="font" nbsp="nbsp">3>
 
 
 
 HAFALKAN AL-QUR’AN TERLEBIH DAHULU!
Abu Umar bin Abdil Barr -rahimahullah- berkata:
 
“Menuntut ilmu itu ada tahapan-tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan  tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk  melanggar/melampaui urutan-urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus  melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh  as-salafus shalih rahimahumullah. Dan barangsiapa melanggar jalan yang  mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja  yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir.
 
Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah k serta  berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya  juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya.  Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun  saya katakan bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang  yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab  kewajiban yang diharuskan.”
 
 
Al-Khathib Al-Baghdadi -rahimahullah- berkata:
 
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah  k, di mana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama  untuk didahulukan dan dikedepankan.”
 
 
Al-Hafizh An-Nawawi -rahimahullah- berkata:
 
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di  mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada.  Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmu hadits dan fiqih  kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah  menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits  dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan  lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari  hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).”
 
 
(An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61)
(Permata Salaf edisi 51)    
 
 

Al-Qur’an  datang menyinari hati yang gelap dan menyinari jiwa yang gersang. Dan  dia datang sebagai juru nasehat bagi orang yang membutuhkan bimbingan,  sebagai pembawa kabar gembira bagi orang yang mau beriman dan sebagai  pemberi peringatan bagi orang yang mengingkarinya. Betapa banyak  kebaikan yang dapat di rasakan dengan kedatangannya, sehingga orang yang  sedih akan menjadi gembira dengan membacanya dan orang yang bingung  akan menjadi tenang jalannya serta orang yang hina akan menjadi mulia  dengan mempelajari dan mengamalkannya.
Lebih jauh, diapun sebagai  obat mujarab bagi segala penyakit. Siapa yang membaca ayat-ayatnya  untuk pengobatan, maka dia akan mengetahui kehebatan Al-Qur’an dengan  menyembuhkan beberapa penyakit dengan seizin Allah Ta’ala dan beberapa  penyakit yang kalangan medis saat ini belum mampu menyembuhkannya.  Sehingga tidaklah mengherankan kalau di katakan Al-Qur’an adalah penawar  dan rahmat bagi orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya (yang  artinya) : 
“Dan kami turunkan Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar  (penyembuh penyakit fisik maupun rohani) dan rahmat bagi orang yang  beriman kepada-Nya. “(QS. Al-Isra’ : 82).
Bahkan di lihat dari  segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an menyimpan sekian banyak pahala  dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari, memahami dan  mengamalkannya. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat  akan di kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia. Sedangkan bagi  orang yang terbata-bata  dalam membacanya akan mendapatkan dua pahala,  yaitu pahala dia membaca Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam  membacanya dengan baik dan benar.