Oleh : Al-Ustadz Abul Mundzir Dzul-Akmal As-Salafy
إن الحمد لله نحمده، ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادى له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. آل عمران (102)
يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفسٍ واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالاً كثيراً ونساءً واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا . النساء:(1)
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولاً سديداً يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزاً عظيماً الأحزاب (70-71).
فإن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدى هدى محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة النار.
Kaum muslimin rahimakumullah! Pertama tama kita bersyukur kepada Allah `Azza wa Jall serta Salawat dan Salam kita aturkan kepada Nabiyurrahmah Muhammad bin `Abdullah Shollallahu `alaihi wa Sallam dan kepada kaum kerabat serta para shohabat-nya semoga kita dimasukkan oleh Allah Subhaana wa Ta`ala sebagai pengikutnya, penghidup Sunnah-nya dan orang orang yang memperjuangkan Sunnah-nya Insya Allah sampai akhir zaman. Amin!! Ya Rabbal `Alamin.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ta`ala! Tidak akan lama lagi kita didatangi oleh satu bulan yang penuh dengan keberkahan, pengampunan, rahmat dan bulan dimana Allah Ta`ala membebaskan hamba hamba-Nya dari neraka, dan itu setiap malam bukan hanya pada sepuluh terakhir saja sebagaimana yang selalu disampaikan oleh para mubaaligh, ustadz dan da`I di dalam ceramah ceramah mereka ketika menjelaskan kepada jama`ah tentang keutamaan bulan tersebut. Bulan itu adalah bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan padanya Al Quran, bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan dimana pintu pintu surga dibukakan oleh Allah `Azza wa Jall, setan setan dibelenggu, sedangkan pintu pintu neraka ditutup oleh-Nya Subhaana wa Ta`ala.
Allah Subhaana wa Ta`ala berfirman :
((ياأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون)). البقرة (183).
((أياما معدودات فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له، وأتصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون)). البقرة (184).
((شهر رمضان الذى أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان فمن شهد منكم الشهر فليصمه ومن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون)). البقرة (185).
Artinya : “Hai orang orang yang ber-iman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang ber-taqwa. Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa diantara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari hari yang lain. Dan wajib bagi orang orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu : memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara haq dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesusahan bagimu. Dan hedaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” Al Baqarah : (183-185).
Pada surat yang lain Allah `Azza wa Jall berkata :
((والصائمين والصائمات والحافظين فروجهم والحافظات والذاكرين الله كثيرا والذاكرات أعد الله لهم مغفرة وأجرا عظيما)). الأحزاب (35).
Artinya : “Laki laki dan perempuan yang berpuasa, laki laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah telah menyediakan mereka ampunan dan paha yang besar.” Al Ahzaab (35).
Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam sesungguhnya telah menjelaskan di dalam Sunnah-Nya yang shohih tentang bahwa puasa itu merupakan benteng dari syahwaat dan neraka, dan bahkan Allah Yang Mempunyai Nama nama Yang Maha Suci juga telah mengkhususkan satu pintu bagi orang orang yang berpuasa itu di jannah-Nya, puasa juga mengatur diri seseorang dari syahwaatnya dan menahan dia dari hal hal yang membangkitkan syahwatnya sehingga jadilah jiwa itu sebagai jiwa yang tenang, balasan dan keutamaan yang sangat banyak dan mulia ini diperjelas oleh hadist hadist yang sangat banyak sekali dari Rasul Shollallahu `alaihi wa Sallam; diantaranya :
Pertama : Puasa merupakan junnah (benteng).
Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam telah memerintahkan kepada barang siapa memiliki syahwaat yang sangat tinggi namun dia tidak sanggup untuk nikah maka hendaklah dia mengerjakan puasa, sebab puasa itu akan membentengi dia dari perbuatan zina, puasa itu juga akan berperan sebagai pengatur terhadap anggota anggota tubuhnya yang selalu mendorong syahwaatnya, sehingga setiap anggota tersebut bisa dibuat tenang oleh puasa itu, setiap kekuatan yang mendorong syahwaatnya itu diikat oleh puasa, sesungguhnya telah tetap di dalam sunnah bahwa puasa itu memberik bekas yang sangat kuat sekali untuk menjaga anggota anggota yang zhohir maupun bathin.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam dalam satu hadistnya:
((يا معش الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج، فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع، فعليه بالصوم، فإنه له وجاء)).
Artinya : “Hai para pemuda barang siapa yang sanggup diantara kalian untuk nikah maka nikahlah, sesungguhnya nikah itu sanggup menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, sesiapa yang tidak sanggup maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu benteng bagai syahwatnya (meredakan syahwat jima`nya). Hadist diriwayatkan oleh : Al Bukhaariy (4/106), Muslim (1400) dari jalan Ibnu Mas`uud.
Dalam hadist yang lain Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam bersabda :
((ما من عبد يصوم يوما فى سبيل الله إلا باعد الله بذلك وجهه عن النار سبعين خريفا)).
Artinya : “Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah Subhaana wa Ta`ala akan menjauhkan wajahnya disebabkan puasa itu dari neraka dengan jarak tujuh puluh khariif (tujuh puluh tahun perjalanan). Hadist diriwayatkan oleh : Al Bukhaariy (6/35), Muslim (1153) dari jalan Abi Sa`iid Al Khudriy, sedang lafadz hadist ini terdapat dalam shohih Muslim, lihat “Al Fathu” (6/48).
Dihadist lain Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata :
((الصيام جنة يستجين بها العبد من النار)).
Artinya : “Puasa itu merupakan benteng yang menghalangi seorang hamba dari neraka-Nya.” Hadist diriwayatkan oleh : Ahmad (3/241)dan (3/296) dari jalan Jaabir, dan di (4/22) dari jalan `Utsmaan bin Abil `Ash. Hadist ini shohih.
Kedua : Puasa memasukan seorang hamba ke dalam Jannah.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah ! semoga Allah menganugerahkan taufiq-Nya kepada kita semua, dimana kita sudah mengetahui bahwa puasa itu bisa menjauhkan seorang hamba dari neraka Allah Ta`ala dan sudah tentu akan mendekatkannya ke jannah-Nya. Seperti dijelaskan dalam satu hadist :
فعن أبى أمامة رضىالله عنه قال : قلت: يا رسول الله، دلنى على عمل أدخل به الجنة، قال : ((عليك بالصوم، لا مثل له)).
Artinya : Dari Abi Umaamah radhiallahu `anhu berkata : saya bertanya ; Ya Rasulullah ! Tunjukkanlah saya akan satu amalan dimana dengan amalan itu saya bisa masuk jannah, Rasulullah Shollallahu wa Sallam menjawab : “Hendaklah kamu berpuasa, tidak ada yang bisa menandinginya.” Hadist diriwayatkan oleh : An Nasaaiy (4/165), Ibnu Hibbaan (hal. 232-kitabul Mawaarid), Al Haakim (1/421), dan sanad hadist ini shohih.
Ketiga : Seorang yang berpuasa akan diberi balasan oleh Allah tanpa hitungan.
Keempat : Seorang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan.
Kelima : Bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum disisi Allah Ta`ala dari bau Al Misik.
Keempat : Seorang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan.
Kelima : Bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum disisi Allah Ta`ala dari bau Al Misik.
Kesemuanya ini dijelaskan dalam satu hadist dari jalan Abi Hurairah radhiallahu `anhu berkata : Berkata Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :
((قال الله : كل عمل ابن آدم له إلا الصوم، فإنه لى أنا أجزى به، والصيام جنة، وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولا يصخب، فإن سابه أحد أو قاتله فليقل : إنى امرؤ صائم، والذى نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك، للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقى ربه فرح بصومه)).
Artinya : “Berkata Allah `Azza wa Jall : setiap amalan anak cucu Adam baginya balasan yang sudah ditentukan, kecuali puasa (balasannya tidak dihitung), sesungguhnya puasa itu bagi Saya dan Saya yang akan membalasnya, puasa merupakan benteng, dan apabila salah seorang kamu berpuasa maka janganlah dia jima` dan berkata kata yang kotor, dan bila ada salah seorang mencelanya ketika dia sedang berpuasa itu atau hendak membunuhnya hendaklah dia katakan : sesungguhnya saya ini sedang berpuasa, dan demi Allah yang jiwa saya berada dalam Genggaman-Nya, sesungguhnya bau mulut seorang yang sedang berpuasa itu lebih harum disisi Allah dari bau minyak misik, seorang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan : apabila dia berbuka dia akan merasakan kegembiraan yang pertama, dan apabila dia bertemu dengan Rab (Allah)-nya dan dia akan merasakan kegembiraan yang kedua disebabkan oleh puasanya itu.” Hadist ini diriwayatkan oleh : Al Bukhaariy (4/88), Muslim (1151), dan lafadz hadist ini di shohih Al Bukhaariy.
Keenam : Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa`at kepada orang yang mengamalkannya.
Seperti ditegaskan oleh Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam :
((الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة، يقول الصيام : أى رب منعته الطعام والشهوة، فشفعنى فيه، ويقول القرآن : منعته النوم بالليل، فشفعنى فيه، قال : فيشفعان)).
Artinya : “Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa`at kepada seorang hamba nanti di hari akhirat, berkata puasa : Ya Rab! Saya telah menahannya dari makan dan syahwat, maka beri syafa`atlah dengannya, dan berkata Al Quran : saya telah menahan dia dari tidur malam hari, maka beri syafa`atlah dia dengannya, berkata Allah Ta`ala : “Lantas diberi syafa`at hamba itu disebabkan dengan keduanya.”
Hadist ini diriwayatkan oleh : Ahmad (6626), Al Haakim (1/554), Abu Nu`aim (8/161) dari jalan jalan sebagai berikut : dari jalan Huyaiy bin `Abdullah, dari jalan `Abdurrahman Al Hubuliy, dan dari jalan `Abdullah bin `Amru. Dan sanadnya hasan. Berkata Al Haitsamiy dalam “Majmu`ul Zawaaid” (3/181) setelah dia menisbahkannya ke At Thobraaniy di dalam “Al Kabiir” : “Rijal hadist ini Rijalus shohih.”
Berkata Syaikh `Ali Hasan hafidzahullahu Ta`ala : “Faedah hadist dan hadist hadist lainnya yang menjelaskan tentang penjasadan amalan amalan, wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan iman yang jaazim, tanpa merobah robah hadist itu dan menafsirkannya dalam bentuk tafsir yang lain, karena cara `ulama salafus sholih- tidak boleh diragukan- adalah cara yang paling selamat, paling berilmu, dan paling adil, sesungguhnya kamu dilarang dalam hal ini, sebab ini merupakan salah satu syarat syarat untuk ber-iman kepada Allah, Allah Ta`ala berkata :
((الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقناهم ينفقون)) البقرة (3).
Artinya : “Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” Al Baqarah (3).
Ketujuh : Puasa itu merupakan Kaffaarah (tebusan).
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah Ta`ala di dalam Kitab-Nya :
((لايؤاخذكم الله باللغو فى أيمانكم ولكن يؤاخذكم بما عقدتم الأيمان فكفارته إطعام عشرة مساكين من أوسط ما تطعمون أهليكم أو كسوتهم أو تحرير رقبة فمن لم يجد فصيام ثلاثة أيام ذلك كفارة أيمانكم إذا حلفتم واحفظوا أيمانكم كذلك يبين الله لكم آياته لعلكم تشكرون)). المائدة 89).
Artinya : “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah sumpahmu yang tidak dimaksud untuk bersumpah, tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah sumpah yang kamu sengaja, maka kaffaarat melanggar sumpah itu, ialah : memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melaksanakan yang demikian, maka kaffaaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffaarat sumpah sumpahmu bila kamu bersumpah dan kamu langgar. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum hukum-Nya agar kamu bersyukur kepada-Nya.” Al Maaidah (89).
Demikian juga bahwa puasa dan shodaqah sama sama berperanan sebagai kaffaarat terhadap fitnah yang terjadi kepada seorang laki laki terhadap hartanya, ahlinya dan tetangganya.
Dari Hudzaifah bin Al Yamaan radhialllahu `anhu berkata : Berkata Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :
((فتنة الرجل فى أهله وماله وجاره تكفرها الصلاة والصيام والصدقة)).
Artinya : “Fitnah seorang laki laki terhadap ahlinya, hartanya dan tetangganya akan dihapuskan oleh sholat, puasa dan shodaqah sebagai kaffaaratnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Al Bukhariy (2/7), Muslim (144).
Sumber : Buletin Jum'at Ta'zhim As-Sunnah Edisi 26 Sya'ban 1429 H
Posting Komentar